Friday, October 24, 2014

Diversifikasi Pangan, Alternatif Mengembalikan Kedaulatan Pangan Indonesia



Indonesia merupakan negara agraris, kaya akan keanekaragaman hayati yang mampu mendukung pemenuhan kebutuhan pangan. Indonesia memiliki 77 komoditas sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 75 jenis sumber lemak. Namun ditangah kekayaan hayati yang melimpah, Indonesia masih harung mengimpor bahan pangan. Sepanjang tahun 2012 ini saja impor beras sudah mencapai 1,95 juta ton, jagung sebanyak 2 juta ton, kedelai 1,9 juta ton. Tentu sangat ironis, Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris masih mengandalkan impor dalam hal pemenuhan pangan.
Laporan FAO pada 2010 menyebutkan bahwa hampir 90% bencana kelaparan dunia berlangsung di Asia Pasifik dan Afrika. Walaupun Afrika mendapat perhatian khusus, bukan berarti Indonesia bebas dari ancaman krisis pangan. Tingginya jumlah penduduk, melemahnya pertanian nasional, mahalnya harga pangan, dan ketergantungan impor pangan yang besar berpotensi menjadi bom waktu. Masih segar dalam ingatan kita, ketika kelompok pengusaha tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi akibat melonjaknya harga bahan baku.
Tantangan disektor pertanian, terutama dalam hal pangan tentu akan semakin bertambah seiring dengan perkembangan zaman. Selain karena pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, alih fungsi lahan menjadi pemukiman, industri, dan komoditas non-pangan tentu akan semakin berimbas pada ketersediaan pangan.
Tingginya kebutuhan pangan di negara kita seharusnya masih bisa diimbangi dengan dengan diversifikasi pangan, yakni dengan mengkonsumsi singkong, sagu, ubi, dan beragam pangan lokal lainnya sebagai sumber karbohidrat.
Peringatan Hari Pangan Sedunia yang jatuk pada tanggal 16 Oktober seharusnya dapat dijadikan sebagai Momentum  pembulatan tekad, berperan aktif dan tanggap mengatasi masalah kedaulatan pangan. Kita semua sadar bahwa mewujudkan kedaulatan pangan tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun dengan tekad serta kerjasama dan partisipasi semua pihak, kedaulatan pangan bukanlah sesuatu yang mustahil dicapai.

Sumber: http://himagrotekumg.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment