Monday, October 13, 2014

LAPORAN PRAKTIKUM TENTANG TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN TANAMAN ANGGREK


Pendahuluan

        kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya ( Suryowinoto (1991).

        Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.

      Teknik kultur jaringan sebenarnya sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dlama jumlah yang besar.

           Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi. Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.

        Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukkan kalus, penggunaan medium yang cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair. Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian meristem, seperti: daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian bji-biji yang lain sebagai eksplan, yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur dan dormansi.

         Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa sawit dan tebu. Dengan cara kultur jaringan dapat klon suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat. Manfaat yang dapat diperoleh dari kloning ini cukup banyak, misalnya: di luar pulau Jawa akan didirikan suatu perkebunan yang membutuhkan bibit tanaman dalam jumlah ribuan, maka sudah dapat dibayangkan betapa mahalnya biayanya hanya untuk trasnportasi saja. Hala ini dapat diatasi denga usaha kloning melalui budaya jaringan, karena hanya perlu membawa beberapa puluh botol planlet yang berisi ribuan bibit. Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan biaya yang cukup banyak dalam persiapan pemberangkatan ataupun transportasinya. 

        Pada ekspor anggrek, misalnya, orang luar negeri menghendaki bunga anggrek yang seragam baik bentuk maupun warnanya. Dalam hal ini dapat dipenuhi juga dengan usaha kloning. Bibit-bibit tanaman dari usaha mericlono (tanaman hasil budidaya meristem) akan berharga lebih mahal, karena induknya dipilih dari tanaman yang mempunyai sifat paling bagus (unggul).


1.1    tujuan penelitian

untuk mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul. Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari kultur jaringan terhadap berbagai ilmu pengetahuan.

1.2    manfaat penelitian

a.     dapat melakukan perbanyakan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam waktu yang relative singkat
b.    mampu menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya
c.     mampu menambah ilmu dan pengalaman saya pribadi

BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium pertanian UMG, Mulai bulan mei 2012 sampai bulan juli 2012,

3.2 Bahan Dan Alat
Media kultur jaringan meliputi :
a.     gula               : 20 gram
b.    agar-agar       : 8 gram
c.     larutan mikro  : 10 cc
d.    larutan makro  : 100 cc
e.    fe so4             : 10  cc
f.      Ca3 (po4)2     :  200 gram
Stok makro :
-       (NH4)2 So4  : 500 mg
-       Mg So4         : 250  mg
           Stok mikro :
Mn So4               : 7,5 gr/u
alat yang digunakan meliputi : penyediaan alat timbang, cawan petri (tempat tanam), pinset, korek api, spirtus, tissue, alcohol serta tempat dan alat sterilisasi.
Metode Penelitian
a.       Penyediaan alat timbang : untuk mengukur takaran bahan sesuai kebutuhan
b.      Penyediaan alat pemanas : untuk memanaskan air sebagai camuran media agar-agar
c.       Penyediaan tungku pengukusan : untuk memasak media yang diletakkan didalamnya sampai suhu 125 0 cc, selanjutnya kecilkan api agar suhu tetap stabil pada 1250 cc dengan waktu setengah jam.
d.      Media pendingin (kulkas) : untuk menjaga suhu media tanam agar stabil

No comments:

Post a Comment