Monday, December 8, 2014

BUDIDAYA EDAMAME

Edamame merupakan kedelai berasal dari Jepang. Eda berarti cabang dan mame berarti kacang, dapat diartikan sebagai buah yang tumbuh di bawah cabang (Branched bean). Edamame di Cina dikenal dengan sebutan mao dou (Hairy bean) (Miles at al. 2000). Orang Eropa terutama Inggris lebih mengenal jenis kedelai ini dengan nama vegetable soybean (kedelai sayur) atau green soybean dan sweet soybean. Edamame dapat didefinisikan sebagai kedelai berbiji sangat besar(>30g/100 biji) yang dipanen muda dalam bentuk polong segar. Edamame mempunyai kandungan protein yang lengkap dengan kualitas yang setara dengan kandungan protein pada susu, telur maupun daging.  Selain itu edamame juga mengandung zat anti kolesterol sehingga sangat baik untuk dikonsumsi.


Harga Edamame juga relatif baik , harganya berkisar antara Rp. 7.500 – Rp. 9.500 per kilogram untuk Edamame segar. Pembudidaya edamame ini masih relatif sedikit, sedangkan kebutuhan pasarnya besar.  Selain untuk konsumsi di dalam negeri, Edamame juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan pasar Jepang. 

Budidaya edamame sebenarnya relatif tidak sulit, secara umum hampir sama dengan kedelai.  Secara singkat budidaya edamame adalah sebagai berikut :

Syarat Tumbuh. 
Edamame menghendaki ketinggian lahan minimal 200 m diatas permukaan laut (dpl), suhu yang optimal untuk pertumbuhan 30°C, sedangkan untuk pembungaan 24-25°C., dengan penyinaran matahari penuh.  Edamame menghendaki tanah yang subur dengan pengairan yang baik dan kemasaman tanah netral.

Persiapan Lahan
Agar tanaman edamame bisa tumbuh optimal, Persiapan lahan bisa dilakukan dengan membajak tanah, pembuatan guludan, pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar.

Benih.  
Benih Edamame yang diperlukan berkisar antara 80 – 100 kg per hektar.  Varietas Edamame yang ditanam disesuaikan dengan pasar, antara lain yang paling banyak ditanam petani adalah varietas Ryoko. Varietas ini polongnya lebih besar dan rasanya lebih manis.

Penanaman
Benih Edamame ditanam pada bedengan dengan jarak tanam 12 X 20 cm atau 20 X 20 cm dan kedalaman tanam 1,5 – 2 cm kemudian ditutup dengan tanah gembur. Benih yang ditanam antara 2 -3 benih per lubang tanam.

Penyiangan. 
Penyiangan merupakan hal penting dilakukan agar tanaman edamame dapat tumbuh dengan optimal, tanpa bersaing dengan gulma/ tanaman yang lain.

Pemupukan
Pemupukan dilakukan pada saat tanaman berumur 10 HST, terdiri dari KCL 50 kg/Ha, Urea 150 kg/Ha dan Za 50 kg/Ha.  Pemupukan susulan yang kedua pada saat tanaman berumur 21 HST terdiri dari KCl 100 kg/Ha, Urea 50 kg/Ha dan ZA 100 kg/Ha.

Pengendalian OPT
Edamame tidak luput terkena serangan organisme penganggu tanaman (OPT) baik hama maupun penyakit.  Pengendalian dilakukan secara terpadu sesuai dengan jenis hama maupun penyakitnya.  Penggunaan pestisida dilakukan secara selektif dan terkendali. Jenis OPT  yang menyerang edamame biasanya sama juga dengan OPT yang menyerang kedelai, sehingga pengendalianya tidak berbeda jauh dengan pengendalian pada kedelai.
Lalat pucuk, ulat grayak, pengerek batak, dan jamur bisa disemprot dengan Reagent 50 C dengan dosis 1 gr / liter air dan Ingrofol 50 WP dengan dosis 1,5 l/Ha.
Pengendalian OPT ini sangat penting karena bisa berpengaruh terhadap kualitas Edamame. Edamame yang diminta oleh pasar lokal maupun ekspor adalah Edamame yang bernas, warna hijau segar dan harus bebas dari bekas serangan hama atau penyakit.  Sehingga sangat penting untuk memperhatikan hal ini, baik hama pengerek batang maupun pengerek polong.

Panen dan Pasca Panen
Edamame bisa dipanen dalam keadaan segar saat polong masih berwarna hijau pada saat berumur minimal 45 HST sesuai varietasnya, jika terlalu tua kurang disukai konsumen.  Panen tidak dilakukan secara serentak tetapi diseleksi dengan interval panen 2 hari sekali.  Polong yang dipetik adalah yang bernas namun warnanya masih belum kuning.

No comments:

Post a Comment