Tuesday, December 2, 2014

MENGENDALIKAN PENYAKIT BLAS PADA TANAMAN PADI

Kelembaban yang tinggi akibat tingginya curah hujan akhir- akhir ini memang menjadi iklim yang cocok bagi perkembangan penyakit akibat jamur jenis Pyricularia grisea. Jamur yang menyerang daun dan batang padi ini bisa menurunkan hasil hingga 20%. Di daerah- daerah endemik penyakit blas, seperti sumut, Sumsel, Lampung, Jawa Barat, Bali, dan NTB. Resiko penurunan hasil akibat penyakit ini bahkan mencapai 50%.

Gejala penyakit blas dapat tampak pada hampir seluruh bagian tanaman padi. Gejala dapat berupa bercak pada daun, malai, batang, dan bulir padi. Blas daun berupa bercak-bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung runcing. Pusat bercak berwarna kelabu atau putih dengan tepi berwarna cokelat kemerahan. Infeksi pada malai menyebabkan gejala yang khas berupa membusuknya tangkai malai yang umum disebut sebagai busuk leher (neck rot). Jika busuk leher terjadi sebelum masa pengisian bulir, maka gabah akan hampa. Gejala serangan pada batang berupa busuk dan mudah rebah.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit blas antara lain:

1. Faktor Lingkungan 

Lingkungan yang lembab merupakan habitat yang cocok bagi perkembangan semua jenis fungi, termasuk Pyricularia grisea. Jamur ini berkembang optimal pada suhu 24ºC - 28ºC serta kelembaban 90%.

2.  Inang alternatif

Tanaman padi merupakan inang utama yang diserang oleh jamur ini. Namun Jamur ini juga dapat bertahan hidup dengan menjadikan rerumputan seperti rumput gajah, serta jagung sebagai inang alternatifnya. Sisa jerami yang sudah terinfeksi dapat menjadi media bertahan hidup bagi miselia jamur ini.

3. Pemupukan yang Kurang Tepat

Pemupukan N (Urea) secara berlebihan menjadikan daun tanaman padi menjadi lemah dan mudah terinfeksi oleh jamur Pyricularia grisea.

Pengendalian Penyakit Blas
1. Menanam Varietas yang Tahan 
 Dengan menanam varietas yang tahan terhadap serangan dapat menghambat perkembangan penyakit blast. Pergiliran varietas tanaman juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya perubahan ras blas.

2. Pengaturan Jarak tanam
Pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk menjaga kelembaban agar tidak terlalu tinggi. Jarak tanam yang terlalu rapat menyebabkan lingkungan sangat lembab dan memicu perkembangan penyakit blas.

3. Pemendaman Jerami
Sisa jerami yang terinfeksi dapat menjadi tampat bertahan bagi miselium blas. Untuk mengantisipasi perkembangan blas pada musim tanam berikutnya perlu dilakukan pemendaman jerami, untuk membunuh miselium blas tersebut. pemendaman jerami juga dimaksudkan untuk menambah kandungan BO pada tanah.

4. Pemupukan Berimbang
Penggunaan Urea (N) yang terlalu tinggi menyebabkan tanaman padi menjadi rentan terhadap penyakit. Pemupukan yang berimbang sangat dianjurkan untuk menambah kekebalan tanaman terhadap penyakit. Pemanfaatan kalium dan phosfat secara berimbang dapat meningkatkan ketebalan lapisan epidermis daun sehingga menghambat penetrasi jamur Pyricularia grisea.

5. Pengendalian secara Kimiawi
Jika tanaman sudah terlanjur terserang dengan tingkat serangan melebihi ambang batas, pengendalian secara kimia perlu dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar. petani dapat memakai Fungisida berbahan aktif metil tiofanat, fosdifen, atau kasugamisin.

No comments:

Post a Comment