Intensifikasi
padi sawah dengan sistem tergenang (anaerob) tidak saja menyebabkan tidak berfungsinya
kekuatan biologis tanah (Soil biological
power),tetapi juga menghambat perkembangan sistem perakaran tanaman padi.
Dalam kondisi anaerob, keanekaragaman hayati (biodiversity) tanah sangat
terbatas.Biota tanah yang aerob tidak dapat berkembang dan diperkirakan hanya
sekitar 25% perakaran tanaman padi yang berkembang berkembang dengan baik.Konsekuensinya,
potensi hasil dari berbagai varietas tanaman padi yang diperoleh saat ini (7 8
t/ha) merupakan hasil dari 25% sistem perakaran saja. Pertanaman dengan sistem
aerob (lembab) menghasilkan sistem perakaran paling tidak sekitar 3 4 kali
lebih besar dibandingkan dengan sistem tergenang. Perkembangan sistem perakaran
yang optimal dan didukung oleh keanekaragaman hayati dalam tanah dapat
meningkatkan potensi hasil padi menjadi 3 4 kali lipat (15 25 t/ha). Besarnya
tingkat produktivitas yang mampu dicapai sangat ditentukan kondisi agroekosistem
dan tingkat penerapan teknologinya. Intensifikasi Padi Aerob Berbasis Organik (IPAT-BO)
merupakan salah satu teknologi yang mampu menjawab permasalahan tersebut.
IPAT-BO
merupakan system produksi hemat bibit, air, pupuk anorganik, dengan menitikberatkan
kekuatan biologis tanah, managemen budidaya, pemupukan, dan tata air secara
terpadu dan terencana. Karena itu keberhasilan IPAT-BO sangat tergantung pada
perkembangan system perakaran dan keanekaragaman hayati (biodiversity) dalam
ekosistem tanah dan pasokan nutrisi berimbang.
Budidaya dengan IPAT-BO
Pengolahan dan Penataan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan dengan
membajak lahan seperti biasa, setelah pengoalah dan perataan dilakukan, buat
parit dengan kedalaman 30 cm setiap 3-4 m (seperti membuat bedengan). Penataan
lahan sangat penting untuk memudahkan pengaturan irigasi. Tinggi permukaan air
yang ideal adalah sekitar 10 -20 cm dibawah permukaan tanah bedengan.
Seleksi Benih dan Persemaian
Seleksi benih penting dilakukan agar
proses budidaya dapat optimal. Dengan menanam benih yang bermutu dan baik,
diharapkan dapat menhasilkan panen yang baik pula. Persemaian benih dilakukan
di lapang. Untung meningkatkan kualitas dan pertumbuhan bibit, tambahkan kompos
yang dengan inolulan pupuk bio pada persemaian sebelum penebaran benih.
Penanaman
Pengaturan Jarak
Tanam
Penanaman dilakukan dengan jarak
tanam (30x30, 35x35, atau 40x40). Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30x30.
Pemberian Pupuk Dasar
Pupuk dasar yang digunakan adalan 1000
kg pupuk organik (tricokompos, vermikompos, pupuk hasil vermentasi) + pupuk
hayati + 50 kg urea + 25 kg SP-36 dan 25
kg KCL. Pupuk disebar merata pada petakan 1-2 hari sebelum tanam.
Penanaman
Bibit tanaman padi yang ditanam pada
umur 7-15 hari. Kelebihan menanam benih muda adalah tingkat pertumbuhannya yang
tinggi, sehingga jumlah anakan yang dihasilkan lebih banyak.
Pemupukan
Pemupukan IPAT_BO merupakan
pemupukan terpadu, yaitu perpaduan pupuk organic, pupuk hayati, bio stimulant,
dan pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan adalah kompos kering dan pupuk kandang dengan dosis
500-1000 kg/ha. Dosis pupuk anorganik adalah 50 - 100 kg urea + 25 kg SP-36 dan
25 kg KCl sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan dengan dosis 50 - 75 kg urea +
25 kg SP-36 dan 25 - 50 kg KCl. Pemupukan dilakukan pada 35 – 42 HST, setelah
penyiangan gulma
Pengendalian Gulma
Penyiangan gulma sekitar 2 - 3 kali
secara manual atau dengan menggunakan alat sederhana (caplak) atau Rotary weeder. Untuk memperlambat pertumbuhan
gulma pada awal pertumbuhan dapat dilakukan dengan memberikan herbisida
pratumbuh sebelum tanam (dosis dan teknik aplikasi disesuaikan dengan jenis
herbisida yang digunakan). Khsusus untuk pertanian padi organik penyiangan hanya
dilakukan secara manual atau mekanis. Untuk mempermudah penyiangan, lakukan
terlebih dahulu penggenangan sawah dengan air irigasi hingga 1- 2 cm.
Penyiangan sangat penting karena pada awal penanaman pertumbuhan gulma relatif
cepat, biasanya peniyangan dilakukan 10 HST, 20 HST dan 35 HST (dan seterusnya
bila diperlukan).
Pengelolaan Tata Air
Pengaturan air dilakukan selain
untuk memenuhi kebutuhan tanaman, untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan
perakaran padi serta meningkatkan populasi dan keanekaragaman hayati.
Sistem pemberian
airnya adalah sebagai berikut.
1. Pada fase
vegetatif awal pertahankan tanah dalam kondisi lembab. Pada umur 1-8 HST,
keadaan tanah lembab supaya tata udara tanah baik, kemudian menjelang
penyiangan pertama (hari ke 9 10 setelah tanam) digenang 1-2 cm untuk
mempermudah penyiangan (pemberian air dilakukan setelah tanah retak-retak
sekitar 1 2 cm ), penggenangan sekitar 1 2 jam.
2. Pada umur 19 -20
HST tanaman lahan digenangi, ini untuk memudahkan penyiangan ke II. Pengaturan
pemberian air dilakukan untuk mempertahankan tanah tetap lembab. Untuk
merangsang pertumbuhan akar biarkan tanah sampai retak (tapi tanaman tetap
segar, lihat gambar).
3. Selanjutnya,
kondisi aerob dipertahankan hingga padi masak susu dengan mengatur atau
mengendalikan sistem pemberian air (sekitar 25 hari menjelang panen). Dari fase
pemasakan hingga panen, sistem pemberian air dihentikan dan biarkan lahan
kering.
No comments:
Post a Comment