Wednesday, December 10, 2014

BUDIDAYA PADI DENGAN IPAT-BO

Intensifikasi padi sawah dengan sistem tergenang (anaerob) tidak saja menyebabkan tidak berfungsinya kekuatan biologis tanah (Soil biological power),tetapi juga menghambat perkembangan sistem perakaran tanaman padi. Dalam kondisi anaerob, keanekaragaman hayati (biodiversity) tanah sangat terbatas.Biota tanah yang aerob tidak dapat berkembang dan diperkirakan hanya sekitar 25% perakaran tanaman padi yang berkembang berkembang dengan baik.Konsekuensinya, potensi hasil dari berbagai varietas tanaman padi yang diperoleh saat ini (7 8 t/ha) merupakan hasil dari 25% sistem perakaran saja. Pertanaman dengan sistem aerob (lembab) menghasilkan sistem perakaran paling tidak sekitar 3 4 kali lebih besar dibandingkan dengan sistem tergenang. Perkembangan sistem perakaran yang optimal dan didukung oleh keanekaragaman hayati dalam tanah dapat meningkatkan potensi hasil padi menjadi 3 4 kali lipat (15 25 t/ha). Besarnya tingkat produktivitas yang mampu dicapai sangat ditentukan kondisi agroekosistem dan tingkat penerapan teknologinya. Intensifikasi Padi Aerob Berbasis Organik (IPAT-BO) merupakan salah satu teknologi yang mampu menjawab permasalahan tersebut.


IPAT-BO merupakan system produksi hemat bibit, air, pupuk anorganik, dengan menitikberatkan kekuatan biologis tanah, managemen budidaya, pemupukan, dan tata air secara terpadu dan terencana. Karena itu keberhasilan IPAT-BO sangat tergantung pada perkembangan system perakaran dan keanekaragaman hayati (biodiversity) dalam ekosistem tanah dan pasokan nutrisi berimbang.

Budidaya dengan  IPAT-BO
Pengolahan dan Penataan Lahan
            Pengolahan tanah dilakukan dengan membajak lahan seperti biasa, setelah pengoalah dan perataan dilakukan, buat parit dengan kedalaman 30 cm setiap 3-4 m (seperti membuat bedengan). Penataan lahan sangat penting untuk memudahkan pengaturan irigasi. Tinggi permukaan air yang ideal adalah sekitar 10 -20 cm dibawah permukaan tanah bedengan.

Seleksi Benih dan Persemaian

            Seleksi benih penting dilakukan agar proses budidaya dapat optimal. Dengan menanam benih yang bermutu dan baik, diharapkan dapat menhasilkan panen yang baik pula. Persemaian benih dilakukan di lapang. Untung meningkatkan kualitas dan pertumbuhan bibit, tambahkan kompos yang dengan inolulan pupuk bio pada persemaian sebelum penebaran benih.

Penanaman
 Pengaturan Jarak Tanam
            Penanaman dilakukan dengan jarak tanam (30x30, 35x35, atau 40x40). Jarak tanam yang dianjurkan adalah 30x30.

Pemberian Pupuk Dasar
            Pupuk dasar yang digunakan adalan 1000 kg pupuk organik (tricokompos, vermikompos, pupuk hasil vermentasi) + pupuk hayati  + 50 kg urea + 25 kg SP-36 dan 25 kg KCL. Pupuk disebar merata pada petakan 1-2 hari sebelum tanam.

Penanaman
            Bibit tanaman padi yang ditanam pada umur 7-15 hari. Kelebihan menanam benih muda adalah tingkat pertumbuhannya yang tinggi, sehingga jumlah anakan yang dihasilkan lebih banyak.

Pemupukan
            Pemupukan IPAT_BO merupakan pemupukan terpadu, yaitu perpaduan pupuk organic, pupuk hayati, bio stimulant, dan pupuk anorganik. Pupuk yang digunakan adalah  kompos kering dan pupuk kandang dengan dosis 500-1000 kg/ha. Dosis pupuk anorganik adalah 50 - 100 kg urea + 25 kg SP-36 dan 25 kg KCl sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan dengan dosis 50 - 75 kg urea + 25 kg SP-36 dan 25 - 50 kg KCl. Pemupukan dilakukan pada 35 – 42 HST, setelah penyiangan gulma

Pengendalian Gulma
            Penyiangan gulma sekitar 2 - 3 kali secara manual atau dengan menggunakan alat sederhana (caplak) atau Rotary weeder. Untuk memperlambat pertumbuhan gulma pada awal pertumbuhan dapat dilakukan dengan memberikan herbisida pratumbuh sebelum tanam (dosis dan teknik aplikasi disesuaikan dengan jenis herbisida yang digunakan). Khsusus untuk pertanian padi organik penyiangan hanya dilakukan secara manual atau mekanis. Untuk mempermudah penyiangan, lakukan terlebih dahulu penggenangan sawah dengan air irigasi hingga 1- 2 cm. Penyiangan sangat penting karena pada awal penanaman pertumbuhan gulma relatif cepat, biasanya peniyangan dilakukan 10 HST, 20 HST dan 35 HST (dan seterusnya bila diperlukan).

Pengelolaan Tata Air
            Pengaturan air dilakukan selain untuk memenuhi kebutuhan tanaman, untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan perakaran padi serta meningkatkan populasi dan keanekaragaman hayati.
Sistem pemberian airnya adalah sebagai berikut.
1. Pada fase vegetatif awal pertahankan tanah dalam kondisi lembab. Pada umur 1-8 HST, keadaan tanah lembab supaya tata udara tanah baik, kemudian menjelang penyiangan pertama (hari ke 9 10 setelah tanam) digenang 1-2 cm untuk mempermudah penyiangan (pemberian air dilakukan setelah tanah retak-retak sekitar 1 2 cm ), penggenangan sekitar 1 2 jam.

2. Pada umur 19 -20 HST tanaman lahan digenangi, ini untuk memudahkan penyiangan ke II. Pengaturan pemberian air dilakukan untuk mempertahankan tanah tetap lembab. Untuk merangsang pertumbuhan akar biarkan tanah sampai retak (tapi tanaman tetap segar, lihat gambar).

3. Selanjutnya, kondisi aerob dipertahankan hingga padi masak susu dengan mengatur atau mengendalikan sistem pemberian air (sekitar 25 hari menjelang panen). Dari fase pemasakan hingga panen, sistem pemberian air dihentikan dan biarkan lahan kering.

No comments:

Post a Comment